Kitab Sullamut Taufiq (Syekh Imam Nawawi Banten) Pasal 37-Mengenai Tobat dan Dosa
Bismillahirrahmanirrahim
Disarikan dari pengajian
rutin selasa malam tanggal 09 November 2021 di Masjid Baitul Muhajirin Komplek
BPI Kaduhejo oleh Gurunda KH.Encep Muhaimin Abdul Basith.
“Wajib bagi setiap orang
dewasa (mukallaf) bersegera bertobat dari dosa setelah mengerjakannya, yaitu
dengan menyesali perbuatannya, meninggalkan perbuatan dosanya dan bertekad
tidak akan mengulangi lagi dan memohon ampun kepada Allah”
Penjelasan:
1.
Jangan
sampai kita menunda-nunda taubat kita kepada Allah
2. Jika pun setelah taubat kembali lagi
melakukan dosa, dosa yang lama (berpeluang) telah diampuni oleh Allah swt
3. Batas waktu untuk bertaubat adalah
a.
Ketika
nyawa sampai di tenggorokan, karena pada kondisi itu hal yang gaib menjadi
nyata (penampakan surga, neraka, malaikat dsb) sehingga keimanan tidak
dipercayai/ berguna lagi karena
karakteristik keimanan adalah percaya kepada hal yang gaib
b.
ketika
matahari terbit dari barat
4. Orang yang tidak segera bertaubat
memiliki 2 (dua) dosa yaitu:
a.
Dosa
dari perbuatannya
b.
Dosa
karena tidak bertaubat
5. Imam Al Ghazali menyampaikan bahwa
tidak mungkin orang akan bertaubat sampai dia mengetahui bahwa dosa itu
berbahaya, lebih bahaya dari racun
6. Orang yang paling rugi adalah ketika
merasa sudah banyak beramal, tapi ketika kembali kepada Allah amalannya 0 (nol)
, salah satu penyebabnya karena tidak ikhlas sehingga kita wajib mempelajari
ilmu ikhlas
“Kalau
ia berdosa karena meninggalkan pekerjaan fardhu, maka ia wajib mengqadhanya,
kalaua yang bertalian dengan hak Adamy, maka ia qajib membayar dan memohon
ridha-nya tanpa mengembalikan barang atau menggantinya.”
Penjelasan:
1.
Berdasarkan
penjelasan Gurunda, saya coba membuat skema pengelompokkan dosa:
2.
Tidak
mengqadha kewajiban menyebabkan dosa tersebut menggantung
3. Dosa-dosa kecil jika tidak ditaubati
akan menjadi dosa besar. Karena rahmat Allah Swt dosa kecil dapat terhapus dengan
perbuatan baik sebagaimana sabda Rasulullah saw “Bertakwalah kepada Allah di
manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena
kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan
akhlak yang baik” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987).
4.
Untuk
dosa ghibah:
a.
Jika
ucapan kita sudah sampai ke telinga yang bersangkutan maka wajib untuk minta
dihalalkan
b.
Jika
ucapan kita tidak sampai ke telinga yang bersangkutan maka kita cukup bertaubat
karena yang bersangkutan tidak tersakiti
5.
Jika
pada dosa kepada orang lain terdapat potensi besar akan membahayakan keamanan
diri kita, maka ada amalan yang dapat kita lakukan, yaitu sebelum tidur:
a.
Membaca
Surat Al Ikhlas 12X
b.
Membaca
Surat Al Falaq 1X
c.
Membaca
Surat An Nas 1X
d.
Membaca
Shalawat
e.
Membaca
doa (saya tidak mampu mengingat lafadz doanya) yang artinya kurang lebih
seperti ini: “Ya Allah terima dan berikan pahala yang saya baca ini dan
jadikanlah sebagai catatan amal untuk siapa yang saya ambi hak dan
kehormatannya”
6.
Contoh
dosa-dosa dalam shalat :
a.
Ketidaksesuaian
antara ikrar yang kita ucapkan saat membaca doa iftitah yaitu menghadapkan
wajah dan hati kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan kenyataan kemana
hati kita menghadap/ berada saat sholat, ada kebohongan yang kita dilakukan
dalam sholat.
b.
Sujud
yang hanya dzohir nya, tapi hati tidak ikut sujud, disini juga ada kebohongan
yang kita dilakukan dalam sholat.
“Selesailah
mengumpulkannya, sesuai dengan kemampuan yang telah Allah berikan. Saya memohon
kepada Allah swt, agar buku ini bermanfaat secara umum (bagi orang yang
mempelajarinya) dan banyak kesan dalam hatinya”
“Jika dalam buku ini
ditemukan kesalahan atau kekeliruan, maka kepada para pembaca yang arif, saya
persilahkan untuk memperbaikinya, agar orang-orang tidak mengikuti pendapat
saya yang salah. Yang benar tetap lebih berhak diikuti, sebab manusia tidak
luput dari khilaf dan salah”
Penjelasan:
1. 1. Kiai
adalah orang yang berbicara dengan ilmunya, orang yang berbicara dengan
nafsunya adalah orang yang bodoh
2. Kiai tidak memiliki kebenaran, tapi
sebagai pelaksana kebenaran
3. Ikuti kebenaran yang disampaikan oleh
Kiai
Doa-doa:
“Wahai
Tuhan kami! Ampunilah dosa kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu daripada kami. Jangan engkau jadikan dalam hati kami ini sifat dengki
atau iri hati terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”
Penjelasan:
1. QS Al Hasyr ayat 10
2. Cara cepat untuk memperoleh ampunan
dari Allah adalah dengan memasukkan nama-nama orang lain dalam memohon ampun
kepada Allah.
“Ya
Allah! Ampunan-Mu lebih luas daripada seluruh dosa kami dan rakhmat-Mu lebih
diharapkan oleh kami sebagai imbalan amal
perbuatan kami”
Penjelasan:
1. Hadits
(setelah saya googling merupakan Hadist riwayat Imam al-Hakim dari Jabir bin
Abdillah)
2. Dibaca 3x
3. Menekankan agar kita lebih
mengandalkan rahmat Allah swt dari pada amal pribadi kita
“Mahasuci
Tuhanmu Yang Maha Agung dari semua sifat yang mereka sifati, keselamatan bagi
para Rasul dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam. Aamiin!!!”
Tulisan ini merupakan rangkuman sebatas yang dapat saya catat dan pahami dari penyampaian beliau selama pengajian. Karena keterbatasan dan minimnya ilmu saya pribadi, tulisan ini sangat jauh dari lengkap jika dibandingkan dengan dalam dan runutnya penjelasan beliau. Saya mohon maaf atas segala salah dan kekurangannya, semoga tulisan ini bermanfaat khusus nya bagi saya pribadi dan seluruh kaum muslimin yang membacanya.Aaamiin ya robbal alamin
Komentar
Posting Komentar